Thursday, November 22, 2012


BERSYUKUR KEPADA ALLAH

Syukur kepada  nikmat Allah yang tiada terputus dan pemberian-Nya yang tak pernah berhenti memiliki keutamaan dan kedudukan yang tinggi. Allah sendiri yang telah memerintahkan syukur ini di dalam kitab-Nya dan melarang perilaku kufur yang menjadi lawannya, memuji para pelakunya, dan menyandangkannya kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Allah juga menjadikan syukur sebagai tujuan penciptaan makhluk dan puncak dari perintah-Nya. Dia telah menjanjikan pahala yang besar bagi pelakunya dan menjadikannya sebagai sebab bertambahnya nikmat dan karunia-Nya, serta menjadikannya sebagai penjaga dan pelanggeng nikmat tersebut.
Allah telah memerintahkan syukur di beberapa tempat dalam Al Qur'an. Seperti dalam firman-Nya;
وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
"Dan syukurilah nikmat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah." (QS. An Nahl: 114)
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku." (QS. Al Baqarah: 152)
فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya lah kamu akan dikembalikan." (QS. Al Ankabut: 17)

Allah telah menggabungkan syukur dengan iman. Dia mengabarkan tidak ada alasan untuk mengadzab hamba-Nya jika mereka bersyukur dan beriman kepada-Nya.  Allah Ta'ala berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآَمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
"Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui." (QS. An Nisa': 147) Maksudnya: jika kalian melaksanakan dan memenuhi tujuan diciptakannya kalian, yaitu syukur dan iman, bagaimana Aku (Allah) akan menyiksamu?
Allah Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa orang-orang yang bersyukur adalah orang yang sukses di antara hamba-hamba-Nya dalam menghadapi ujian Allah.
وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ
"Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?" (QS. Al An'am: 53)
Allah juga mengaitkan tambahan nikmat dengan syukur. Tambahan nikmat ini tiada terbatas sebagaimana tak terbatasnya rasa syukur kepada-Nya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih"." (QS. Ibrahim: 7) Bertambahnya nikmat ada bersama syukur akan tetap berlaku untuk selama-lamanya. Karenanya dikatakan, "Saat engkau melihat keadaanmu tidak bertambah baik maka mulailah bersyukur."
Allah telah membagi manusia dalam dua kelompok: syukur dan kufur. Kufur dan pelakunya adalah sesuatu yang paling dibencinya. Sebaliknya, syukur dan para pelakunya adalah yang paling dicintai-Nya. Allah Ta'ala berfirman dalam Surat al Insan:
إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
"Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir." (QS. Al Insan: 3)
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
"Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman) mu dan Dia tidak meridai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridai bagimu kesyukuranmu itu." (QS. Az Zumar: 7)
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
"Dan barang siapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Luqman: 12)
وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
"Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (QS. An Naml: 40)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga mengabarkan bahwa orang yang beribadah kepada-Nya adalah hamba-hamba-Nya yang bersyukur. Sedangkan orang yang tidak bersyukur tidak masuk dalam golongan orang yang beribadah kepada-Nya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah." (QS. Al Baqarah: 172)
وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
"Dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridai bagimu kesyukuranmu itu." (QS. Az Zumar: 7)
Wasiat pertama yang Allah sampaikan kepada manusia setelah dia berakal adalah bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua. Allah Ta'ala berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (QS. Luqman: 14)
Allah telah mengaitkan beberapa balasan dari macam-macam ibadah dengan kehendak-Nya. Seperti firman-Nya, "Maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki." (QS. Al Taubah: 28); "Maka Dia menghilangkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki." (QS. Al An;am: 41); "Dia akan mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya." (QS. Ali Imran: 129); "Dan Allah menerima tobat orang yang dikehendaki-Nya." (QS. Al Taubah: 15).
Adapun syukur, Allah telah memutlakkan balasan-Nya secara total sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:  وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ "Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 145); "Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144).
Allah juga mengabarkan bahwa musuh-Nya, Iblis, menjadikan syukur sebagai sasaran tertinggi dalam menggoda manusia. Dia berusaha menjadikan mereka sebagai orang tidak bersyukur, karena tahu keagungan kedudukan syukur yang termasuk kedudukan yang paling mulia dan paling tinggi di sisi Allah. Allah berfirman:
ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
"Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)." (QS. Al A'raf: 17)
Allah juga mengabarkan bahwa orang-orang yang bersyukur jumlahnya sedikit. Allah berfirman: "Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang beryukur." (QS. Saba': 13); " . .  tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur." (QS. Al Baqarah: 243, Yusuf: 38, Ghafir: 61).
Allah mengabarkan bahwa untuk syukur inilah Allah menciptakan makhluk-Nya dan mencurahkan berbagai nikmat. Allah berfirman,
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An Nahl: 78)
وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya." (QS. Al Qashshash: 73)
وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur." (QS. An Nahl: 14) dan ayat-ayat yang semakna dengan ini banyak sekali.
Syukur adalah jalan hidup yang ditempuh para utusan Allah dan nabi-Nya. Allah telah memuji rasul pertama yang diutus ke bumi dengan menyandangkan sifat syukur padanya. Allah Ta'ala berfirman:
"(yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur." (QS. Al Isra': 3)
Penghususnan Nuh di sini, dengan disebutkan namanya sedangkan konteks ditujukan kepada para hamba sebagai keturunannya, sebagai isyarat agar mengikutinya. Dia bapak manusia ke dua. Karena Allah tidak menciptakan manusia setelah terjadinya banjir besar pada zaman Nuh, kecuali dari keturunannya. Sebagaimana firman Allah, "Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan." (QS. Fushshilat: 77) Allah memerintahkan keturunannya agar mengikuti bapak mereka dalam hal syukur, karena dia adalah hamba yang banyak bersyukur.
Allah juga memuji Nabi kesayangan-Nya, Ibrahim dengan syukur kepada nikmat-Nya. Allah berfirman:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus." (QS. An Nahl: 120-121)
Allah mengabarkan bahwa Nabi Ibrahim sebagai Ummah, yakni teladan yang diikuti dalam kebaikan. Dia juga sebagai orang yang selalu taat kepada Allah, senantiasa menuju kepada Allah dan berpaling dari selain-Nya, kemudian pujian tersebut ditutup dengan sifat syukur kepara nikmat-nikmat-Nya. Maka Allah menjadikan syukur sebagai puncak pujian kepada kesayangan-Nya ini.
Allah telah memerintah kepada hamba-Nya, Musa 'alaihis salam, agar mensyukuri kenabian, risalah, dan diajak bicara langsung oleh Allah. Allah berfirman;
قَالَ يَا مُوسَى إِنِّي اصْطَفَيْتُكَ عَلَى النَّاسِ بِرِسَالَاتِي وَبِكَلَامِي فَخُذْ مَا آَتَيْتُكَ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
"Allah berfirman: "Hai Musa sesungguhnya Aku memilih (melebihkan) kamu dari manusia yang lain (di masamu) untuk membawa risalah-Ku dan untuk berbicara langsung dengan-Ku, sebab itu berpegang teguhlah kepada apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur"." (QS. Al A'raf: 144) ayat semakna dengan ini, yang menerangkan syukur para Nabi 'alaihimus salam, sangat banyak yang menunjukkan hal itu adalah jalan hidup mereka.
Sedangkan keterangan tentang syukurnya Nabi Muhammadshallallahu 'alaihi wasallam sangat banyak, laksanan lautan luas yang tak bertepi, karena beliau manusia yang paling kenal dengan Allah, paling takut, dan paling bersyukur kepada nikmat-nikmat-Nya serta paling tinggi kedudukannya di sisi Allah. Terdapat dalam Shahih al Bukhari, dari Aisyahradliyallah 'anha, dia berkata: "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri shalat (malam) hingga kedua kaki beliau bengkak." Lalu Aisyah berkata kepada beliau, "Kenapa engkau lakukan ini, ya Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?" Lalu beliau menjawab: 
أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا
"Tidak bolehkan aku senang menjadi hamba yang bersyukur." (HR. Bukhari)

TRANSLATE :

THANK TO GOD

Thanks be to God that nothing is lost favor and His gift that never stops have a high virtue and status. God Himself has commanded gratitude in his book and prohibit behavior that Kufr into its opposite, praising the perpetrators, and menyandangkannya servants of his choice. God also made thanksgiving a goal of creation and the pinnacle of his command. He has promised a great reward for the culprit and make it as a growing cause of His favors and gifts, as well as guards and pelanggeng making these scrumptious.
Allah has ordered gratitude in several places in the Qur'an. As in his word;
واشكروا نعمة الله إن كنتم إياه تعبدون
"And give thanks God's favor if you only worship Him alone." (Surat an-Nahl: 114)
فاذكروني أذكركم واشكروا لي ولا تكفرون
"Therefore, ye remember Me undoubtedly I remember (it) to you, and be grateful to Me, and do not deny (favors)-Me." (Surat al-Baqara: 152)
فابتغوا عند الله الرزق واعبدوه واشكروا له إليه ترجعون
"Then ask the fortune was on the side of God, and worship Him and thank Him. Unto Him you will be returned." (Surat al Ankabut: 17)
God has combined thanks to the faith. He presents no reason to mengadzab servants if they are grateful and believe in Him. Allah Ta'ala says:
ما يفعل الله بعذابكم إن شكرتم وآمنتم وكان الله شاكرا عليما
"Why God will torture you, if you are grateful and believe?, And Allah is Grateful, Knowing." (Surah An Nisa ': 147) That is: if you implement and meet the goals you created, namely gratitude and faith, how I (Allah) will torture you?
Allah Subhanahu wa Ta'ala reported that people who are grateful for the success among His servants of God in the exam.
وكذلك فتنا بعضهم ببعض ليقولوا أهؤلاء من الله عليهم من بيننا أليس الله بأعلم بالشاكرين
"And thus have We test them partly (rich people) and partly they (the poor), so that (rich people's) said:" Is this the sort of people among us who are given the grace by God to them? "(God said):" Did not Allah best knows those who are grateful (to Him)? "(Surat al-An'am: 53)
God also associate additional favors with gratitude. Additional delights no limited as infinite gratitude to Him.
وإذ تأذن ربكم لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
"And (remember also) when your Lord proclaimed:" Except ye be thankful, I will add (favors) unto you, and if you deny (My favor), verily a painful torment me "." (Surah Ibrahim: 7) Increased favors is with gratitude will remain valid forever. Therefore it says, "When you see your situation does not improve then start grateful."
Allah has divided people into two groups: gratitude and kufr. Kufr and the culprit is something most hated. Instead, gratitude and the culprit was the most loved Him. Allah Ta'ala says in Surat al-Insan:
إنا هديناه السبيل إما شاكرا وإما كفورا
"Surely We have menunjukinya straight path, there is a grateful and some are infidels." (Surat al-Insan: 3)
إن تكفروا فإن الله غني عنكم ولا يرضى لعباده الكفر وإن تشكروا يرضه لكم
"If you disbelieve, then verily, Allah has no need (faith) and he does not meridai your disbelief for His slaves, and if you are grateful, undoubtedly He meridai kesyukuranmu you that." (Surah Az Zumar: 7)
ومن يشكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن الله غني حميد
"And those who give thanks (to Allah), then surely he is grateful for himself, and he who is not grateful, then surely Allah is Rich, Praiseworthy." (Surah Luqman: 12)
ومن شكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن ربي غني كريم
"And those who are grateful that he actually grateful for (the good of) his own and he who disbelieve, then surely my Lord is Rich, Most Venerable." (Surah An Naml: 40)
Allah Subhanahu wa Ta'ala also reported that those who worship Him are His servants are grateful. Meanwhile, people who are not grateful, not in the class of those who serve him. Allah Subhanahu wa Ta'ala says:
يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم واشكروا لله إن كنتم إياه تعبدون
"O you who believe, eat of the sustenance of the good that we have given you and be grateful to Allah, if it is really only in Him ye worship." (Surat al-Baqara: 172)
وإن تشكروا يرضه لكم
"And if ye are grateful, He surely meridai kesyukuranmu you that." (Surah Az Zumar: 7)
The first testament of God to tell intelligent man after he was grateful to God and to the parents. Allah Ta'ala says:
ووصينا الإنسان بوالديه حملته أمه وهنا على وهن وفصاله في عامين أن اشكر لي ولوالديك إلي المصير
"And we are commanded to man (doing good) to his two mother-father, his mother had conceived him in a weakened state that increase steadily, and weaning in two years. Grateful to Me and to your fathers two mothers, only to the husbandman your return . " (Surah Luqman: 14)
God has linked some replies from the various worship with His will. As his words, "God will be giving you a wealth of His bounty if He wills." (Surat al-Tawbah: 28): "Then He removes the danger so you pray to Him, if He wills." (Surat al-An; Points: 41): "He will forgive whom He wills." (Surah Al 'Imran: 129): "And Allah accepted the repentance of those who wills." (Surat al-Tawbah: 15).
As for gratitude, God has His reply absolutize total as mentioned in His saying: وسنجزي الشاكرين "And We shall reward those who are grateful." (Surah Al 'Imran: 145): "And Allah will reward those who are grateful." (Surah Al 'Imran: 144).
God also reported that his adversary, the devil, making thanksgiving as the highest goal of human tempting. He tried to make them as ungrateful, knowing majesty thanksgiving position including the position of the noblest and highest in the sight of Allah. Allah says:
ثم لآتينهم من بين أيديهم ومن خلفهم وعن أيمانهم وعن شمائلهم ولا تجد أكثرهم شاكرين
"Then I will come at them from the front and from behind them, from their right and from their left., And thou wilt not find most of them thankful (obedient)." (Surat al-A'raf: 17)
God also reported that people who are grateful are few. Allah says: "And very few of My servants are thankful." (Surah Saba ': 13); ".. but most people are not grateful." (Surat al-Baqara: 243, Joseph 38, Ghafir: 61).
Allah informs that for gratitude that God created His creatures, and devote many favors. Allah says,
والله أخرجكم من بطون أمهاتكم لا تعلمون شيئا وجعل لكم السمع والأبصار والأفئدة لعلكم تشكرون
"And Allah brought you out of your mother's stomach in a state of not knowing anything, and He gave you hearing and sight and hearts, that ye may be grateful." (Surat an-Nahl: 78)
ومن رحمته جعل لكم الليل والنهار لتسكنوا فيه ولتبتغوا من فضله ولعلكم تشكرون
"And because of His mercy, He made for you the night and day, that you may rest at night and that you may seek of His bounty partly (at noon) and that you may be grateful to Him." (Surat al Qashshash: 73)
وهو الذي سخر البحر لتأكلوا منه لحما طريا وتستخرجوا منه حلية تلبسونها وترى الفلك مواخر فيه ولتبتغوا من فضله ولعلكم تشكرون
"He is the God who subjected the sea (to you) that ye may eat thereof fresh meat (fish), and you pull out from the sea of ​​jewelry that you wear, and you see the ark sailing her, and that ye may seek (profit) of His bounty, and that ye may be grateful. " (Surat an-Nahl: 14) and verses that convey with this deal.
Gratitude is a way of life taken by the messenger of Allah and his prophet. Allah has praised the first apostle who was sent to earth with a strap on the nature of gratitude to him. Allah Ta'ala says:
"(They are) descendants of those whom We bring together Noah. Indeed he is a servant (of Allah) are most grateful." (Surat al-Isra ': 3)
Penghususnan Noah here, the unnamed context while addressed to the servant as his descendants, as a gesture to follow. He is the father of human-to-two. Because God did not create man after the great flood of Noah's day, except from his descendants. As Allah says: "And We made his descendants those who continue descent." (Surah Fushshilat: 77) Allah commanded his descendants to follow their fathers in terms of gratitude, because he was a devotee most grateful.
Allah also praised His beloved Prophet Ibrahim with gratitude to His favor. Allah says:
إن إبراهيم كان أمة قانتا لله حنيفا ولم يك من المشركين شاكرا لأنعمه اجتباه وهداه إلى صراط مستقيم
"Surely Abraham was an exemplary priest can again obedient to God and Hanif., And he's most certainly not among those who associate (God), (again) that appreciate the favors of God, and God has chosen the path menunjukinya that is straight. " (Surat an-Nahl: 120-121)
Allah reported that the Prophet Ibrahim as an Ummah, which is an example to follow in his favor. He was also the one who is always obedient to Allah, always towards God and away from other than Him, and praise is closed to the nature of gratitude kepara His favors. So God made the summit thanks to the praise of His beloved.
God has ruled to His servant, Moses' alaihis salam, so grateful prophetic treatise, and spoken to directly by God. Allah says;
قال يا موسى إني اصطفيتك على الناس برسالاتي وبكلامي فخذ ما آتيتك وكن من الشاكرين
"Allah said:" O Moses, surely I chose (exaggerate) you from another human (in masamu) to bring my treatise and to speak directly to me, because it Hold to what I give thee, and be thou the thankful "." (Surat al-A'raf: 144) convey the same paragraph, which explains thanksgiving Prophets' alaihimus regards, very much to show it is a way of life.
While the description of the Prophet gratitude Muhammadshallallahu 'alaihi wasallam very much, laksanan the endless seas, because he's most familiar with the man of God, the most fearful and most thankful for His favors, and the highest position in the sight of Allah. Contained in the Sahih al Bukhari, from Aisyahradliyallah 'anha, she said: "The Prophet sallallaahu' alaihi wasallam standing in prayer (night) to his swollen legs." Then Aisha said to him, "Why are you doing this, O Messenger of Allah, Allah has forgiven your sin is not the past and the future?" Then he answered:
أفلا أحب أن أكون عبدا شكورا
"Do not allow me happy to be a grateful servant." (Narrated by Bukhari)

No comments:

Post a Comment